Jumat, 26 Februari 2021

Pengertian, Tujuan, dan Resiko Cloud Computing



     1.   Terminology dan Pengertian Cloud Komputing

      Cloud Computing? pasti banyak dari kita yang sudah sering dengar kata tersebut, atau jika belum pernah dengar, mungkin pernah dengar istilah dalam bahasa Indonesia-nya, yaitu “Komputasi Awan”.

Apakah komputer di awan?  Bukan berarti komputernya ada di awan. Ada banyak sudut pandang untuk menjelaskan apa itu Cloud Computing ?.

Cloud Computing atau komputasi awan merupakan kombinasi pemanfaatan teknologi komputer dengan pengembangan berbasis internet. Sebutan cloud sendiri merupakan sebuah istilah yang diberikan pada teknologi jaringan internet.

Pada teknlogi komputasi berbasis awan semua data berada dan disimpan di server internet, begitu juga dengan aplikasi ataupun software yang pada umumnya dibutuhkan pengguna semuanya berada di komputer server.

Sehingga kita tidak perlu melakukan instalasi pada server. Tetapi pengguna harus terhubung ke internet untuk bisa mengakses dan menjalankan aplikasi yang berada di server tersebut.

Cloud computing merupakan istilah dari bahasa Inggris yang berarti komputasi awan. Untuk istilah ‘awan’ merupakan metafora dari internet. Jadi, definisi yang sebenarnya dari Cloud computing adalah sebuah proses pengolahan sistem daya komputasi, melalui jaringan internet yang menghubungkan antara satu perangkat komputer dengan komputer lain, dalam waktu yang sama.

    Sehingga, komputasi awan sendiri juga termasuk dalam teknologi yang menjadikan internet sebagai center of server untuk mengelola data pengguna (user). Dengan menggunakan cloud computing, maka anda tidak perlu menginstall sebuah aplikasi secara manual, dan memudahkan dalam mengakses informasi melalui internet.

2.    Tujuan dan Kelebihan Cloud Komputing 

A.    Kelebihan utama dari teknologi ini adalah penghematan biaya, karena tidak perlu membeli perangkat banyak hanya untuk menyimpan data. Cloud computing juga memberikan kemudahan kepada para penggunanya untuk memekai layanan sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan melaukan pembayaran sesuai pemakaian.

Cloud computing mempunyai beberapa kelebihan lainnya, antara lain:

* Mengurangi biaya infrastruktur IT atau pengadaan peralatan penyimpanan data

* Meningkatkan peforma kerja bagi anda

* Menurunkan resiko perawatan

* Meningkatkan kompatibilitas sistem operasi yang dipakai

* Menyediakan cadangan dan pemulihannya

* Meningkatkan skalabilitas dan kapasitas penyimpanan/storage

* Meningkatkan keamanan data

 

B. Cloud computing memiliki banyak manfaat dan sangat membantu kita dalam kehidupan sehari-hari, terlebih anda yang memiliki bisnis.

Berikut ini manfaat penggunaan cloud computing, yaitu:

1.    Fleksibilitas dan skalabilitas yang tinggi

Layanan yang diberikan dari cloud computing berupa kemudahan dalam mengakses data kapan pun dan dimana pun asalkan anda berada dalam koneksi jaringan internet yang bagus (fleksibel). Sedangkan skalabilitas yaitu anda dapat menambah kapasitas penyimpanan data tanpa harus membeli perangkat tambahan lagi, anda cukup menambah kapasitas yang telah disediakan oleh jasa penyedian layanan cloud computing.

2.    Keamanan data terjamin

Baca Juga  Manakah yang lebih baik, Shared Hosting atau Cloud Hosting? Dari segi keamanan data, data anda dapat disimpan dengan aman di server yang disediakan oleh penyedia layanan cloud computing. Selain itu, anda juga tak perlu repot-repot menyediakan peralatan penyimpanan data karena semua telah tersedia secara virtual.

3.    Menghemat biaya

Adanya layanan cloud computing dapat menghemat biaya pengeluaran anda, karena anda tidak perlu membeli peralatan penyimpanan data.  Anda hanya mengeluarkan biaya untuk membayar paket layanan yang tersedia di penyedia layanan cloud computing.

4.    Terhindar dari kecemasan

Jika terjadi bencana alam yang mengakibatkan hardisk atau gadget anda mengalami kerusakan anda tidak perlu cemas karena data milik anda telah tersimpan aman di cloud computing.

3.    3.   Resiko dan Tantangan Cloud Computing

A. Rentan dari Serangan Cyber

Salah satu permasalahan hingga kini masih menjadi perbincangan bagi pengguna cloud yaitu serangan cyber. Bahkan banyak yang menyebutkan bahwa serangan cyber tetap akan menjadi tantangan bagi teknologi sistem cloud di masa mendatang. Hal ini menyusul adanya berbagai kasus melibatkan kejahatan cyber.

Teknologi cloud pada umumnya dimanfaatkan untuk kebutuhan penyimpanan data. Biasanya sistem tersebut mengandalkan server berjumlah lebih dari satu macam. Fungsinya sendiri untuk menyeimbangkan load. Bahkan dalam penerapannya digunakan untuk memaksimalkan uptime. Jika hosting pada umumnya menggunakan single server. Cloud justru sebaliknya berbeda.

Situs yang menggunakan teknologi cloud diakses menggunakan cluster. Tidak hanya itu cluster tersebut memanfaatkan adanya rescource pool yang biasanya terpusat. Sayangnya serangan cyber tetap menjadi tantangan yang dihadapi dalam mengamankan cloud tersebut. Jika tidak dipahami dan dicermati tentu akan menjadi masalah besar.

Permasalahan tersebut seperti bola panas lantaran bisa datang kapan saja. Bahkan kebanyakan orang menggunakan sistem cloud namun tetap memiliki potensi terkena serangan cyber. Untuk melindungi data dari adanya serangan cyber diperlukan perlindungan secara menyeluruh. Seperti adanya dukungan sistem otentikasi aktif.

Selain itu perlindungan enkripsi multifaktor diperlukan guna menunjang keamanan sistem penyimpanan cloud. Enkripsi multifaktor juga berperan dalam melindungi adanya pelanggaran data. Biasanya hal tersebut melibatkan beberapa kata kunci penggunaan tunggal. Kata kunci lainnya yang berpengaruh seperti kartu pintar dan otentikasi basis telepon.

B. Kurangnya Pelatihan Sistem Cloud

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam mengamankan cloud adalah kurangnya edukasi mengenai penggunaan sistem tersebut. Sistem berbasis cloud digunakan agar memaksimalkan penyimpanan pada aplikasi yang dijalankan lewat website. Sayangnya, pengguna juga harus memahami tata cara dalam sistem cloud. Tujuannya agar sistem tersebut lebih aman.

Sebelumnya telah disinggung mengenai pelanggaran data. Adanya pelanggaran data tersebut bisa saja terjadi pada pengguna. Contohnya saja saat perusahaan memanfaatkan teknologi berbasis cloud. Dalam hal ini sistem dimanfaatkan untuk menyeimbangkan kinerja website perusahaan. Termasuk perihal penyimpanan data kredensial milik pengguna maupun perusahaan.

Proses otentikasi multifaktor barangkali berperan untuk mencegah adanya pelanggaran terkait keamanan data kredensial. Hal tersebut bisa berdampak pada pelanggaran data. Permasalahan ini bisa ditangani dengan tambahan sistem. Namun guna menjawab tantangan yang dihadapi dalam mengamankan cloud tentu harus ada pelatihan khusus.

Pelatihan tersebut misalnya saja mengenai pemanfaatan beberapa sistem tambahan yang harus diaktifkan. Tujuannya agar dapat membantu Anda dalam melindungi cloud dari ancaman berbahaya. Dalam hal ini peran perusahaan sebagai pengguna sistem sangat penting. Tidak hanya sebatas pengguna saja melainkan juga ikut membantu mengantisipasi keamanan.

Perusahaan perlu memberikan batasan yang mengatur adanya pembagian kredensial akun. Bahkan selain itu perusahaan sebagai pengguna harus memastikan izin alokasi. Hal ini bisa juga diantisipasi dengan penghapusan secepat mungkin. Pengelola komputasi awan bisa meningkatkan pelanggaran data dengan menerapkan sejumlah pelatihan dasar kepada calon pengguna.

C. Penyalahgunaan Layanan Cloud

Satu lagi tantangan yang dihadapi dalam mengamankan cloud yang wajib menjadi perhatian yaitu penyalahgunaan layanan tersebut. Rupanya dukungan sistem keamanan tinggi dan pelatihan bagi calon pengguna saja tidaklah cukup. Pasalnya untuk mengamankan data yang tersimpan dalam cloud diperlukan kewaspadaan dari semua pihak.

Penyimpanan cloud memiliki presentase kerentanan terhadap pelanggaran data. Bahkan berpotensi terkena penyalahgunaan yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Ini bisa terjadi tanpa disadari oleh perusahaan. Dalam hal ini pihak yang bisa melakukan penyalahgunaan bervariasi. Mulai dari pengelola layanan cloud hingga pihak pengguna.

Jika yang menggunakan bukanlah perorangan maka penyalahgunaan memiliki presentase kecil. Sementara pengguna yang berasal dari kalangan pebisnis layaknya perusahaan justru rentan. Pasalnya di dalam perusahaan tersebut layanan sistem komputasi awan digunakan oleh banyak orang. Oleh sebab itulah penyalahgunaan menjadi tantangan yang dihadapi dalam mengamankan cloud.

Pasalnya di dalam perusahaan akses tidak hanya mengacu pada satu pengguna saja. Melainkan beberapa pegawai yang memiliki tugas sesuai bidangnya masing-masing. Ketidakpatuhan terhadap aturan yang diterapkan meningkatkan resiko kebocoran data. Termasuk masalah keamanan cloud itu sendiri yang dilakukan oleh orang dalam.

Bila sudah begini tantangan tersebut haruslah menjadi perhatian. Bagi pengelola dan penyedia jasa tentu harus menambahkan sistem keamanan guna melindungi cloud. Sementara bagi perusahaan yang berlangganan cloud sebaiknya memperketat batasan para penggunanya. Artinya tidak semua orang atau pegawai yang diizinkan mengakses layanan tersebut.

D. Kemampuan Sumber Daya Manusia

Tantangan yang dihadapi dalam mengamankan cloud selanjutnya yaitu keterbatasan kemampuan SDM. Sumber daya manusia di dalam negeri selalu mendapat sorotan lantaran peningkatannya. Sayangya tidak dibarengi dengan kualitas SDM unggul. Alhasil ini berdampak pada pengembangan layanan komputasi awan. Lihat saja banyak orang mengakses website menggunakan komputer.

Meski banyak orang yang menggunakan dan mengakses situs namun hal tersebut belum menjamin SDM unggul. Sebagai buktinya hanya ada sebagian kalangan yang memahami aktivitas mereka berkaitan dengan komputasi awan. Bahkan sebagian lainnya yang mengenal menyimpanan atau storage yang terdapat pada komputer saja.

Padahal dalam hal ini saat orang mengakses website secara otomatis melibatkan teknologi cloud. Kemampuan dan pengetahuan sumber daya manusia yang masih terbatas ini tentunya menjadi tantangan tersendiri. Lebih-lebih dalam hal mengamankan layanan berbasis komputasi awan. Keterbatasan tersebut bisa menjadi pemicu terjadinya kecurangan.

Keamanan sistem penyimpanan berbasis komputasi awan juga terancam lantaran keterbatasan pengetahuan yang dimiliki sumber daya manusia. Bagaimana keamanan bisa terjamin apabila SDM yang memanfaatkannya masih terbelenggu dengan minimnya informasi. Oleh sebab itu penting memperbanyak penyebarluasan mengenai pemanfaatan teknologi komputasi awan.

Pada akhirnya hadirnya teknologi baru menyimpan tantangan yang harus dihadapi oleh semua pihak. Mulai dari kalangan yang merancang komputasi awan, pengelola sampai penggunanya. Setiap tantangan yang dihadapi dalam mengamankan cloud di atas tentunya mampu menjadi tolok ukur perkembangan sistem hosting di Indonesia.

 

 

 

Senin, 17 September 2018

perkembangan komputer terbaru


KOMPUTER DARI GENERASI PERTAMA
assalamualaikum.wr.wb. kali ini saya akan memberikan sedikit informasi tentang generasi komputer.... semoga bisa bermanfaat bagi kalian semua
SELAMAT MEMBACA
Kehadiran perangkat komputer tentu sangat berguna untuk membantu kehidupan manusia di era sekarang ini. Meskipun telah dikeluarkan dan mulai digunakan teknologi mobile yang lebih praktis, tapi ternyata itu masih belum mampu menggeser posisi komputer dalam urusan menyelesaikan pekerjaan.
Perkembangan komputer juga sudah terlihat dari beberapa tahun yang lalu, bahkan dari komputer yang tidak bisa dibawa kemana-mana hingga kini yang praktis dan bisa dibawa kemana pun dan kapan pun pengguna menginginkannya.
Sebelum mencapai titik tersebut, komputer sendiri mempunyai sejarah panjang mengenai perkembangannya dari generasi ke generasi. Sejarah itu sendiri dibagi menjadi empat generasi, dan tiap generasinya perangkat komputer yang diciptakan selalu dibuat lebih baik sekaligus berbentuk lebih kecil dari sebelumnya. Berikut ini adalah ulasan mengenai sejarah komputer beserta perkembangannya dari generasi ke generasi

1. Komputer Generasi Pertama (1946 – 1959) Tabung Vakum


Komputer generasi pertama dibuat pada tahun 1946 silam yang menggunakan media tabung vakum sebagai komponen dasarnya. Tabung vakum sendiri merupakan sebuah material yang sangat cepat menghantarkan panas sehingga ini dinilai kurang efektif jika digunakan pada masa sekarang. Selain menghasilkan panas yang berlebih, komputer ini juga membutuhkan daya listrik yang besar untuk dapat mengoperasikannya.
Yang lebih mengejutkannya lagi adalah berat komputer generasi pertama ini ternyata mencapai hingga 30 ton dan bahkan menggunakan 18 ribu tabung vakum dengan ukuran 1800 kaki persegi per tabungnya. Komputer pertama ini bernama ENIAC atau Electronic Numerical Integrator and Computer yang diciptakan oleh Mauchly dan Echert. Tidak menggunakan bahasa komputer sepopuler seperti sekarang, ENIAC sendiri pada waktu ini menggunakan bahasa mesin, merupakan bahasa pemrograman paling dasar yang dapat dipahami oleh komputer. Dan karena keterbatasan kemampuan, akhirnya membuat komputer ini tidak dapat memecahkan masalah dalam satu waktu sekaligus. Meskipun terbilang sangat terbatas, namun pembuatan komputer generasi pertama tersebut menghabiskan biaya sekitar satu juta dollar.

2. Komputer Generasi Kedua (1959 – 1965) Transistor


Hasil gambar untuk gambar komputer generasi kedua


Komputer generasi kedua tidak lagi menggunakan tabung vakum sebagai medianya, melainkan teknologi transistor digadang-gadang adalah cikal bakal dari terciptanya komputer ini. Berbeda dengan tabung vakum yang berukuran besar, transistor sendiri memiliki ukuran yang cenderung lebih kecil serta tidak menghasilkan panas berlebihan. Dengan menggunakan transistor, otomatis perangkat komputer yang diciptakan bisa berbentuk lebih kecil dibanding sebelumnya.
Komputer generasi kedua tidak mewarisi komponen-komponen komputer terdahulunya. Sebab, bahasa mesin yang dulu digunakan di komputer pertama ternyata juga diganti menjadi bahasa assembly atau kata lainnya adalah bahasa simbolik. Dan hal itu tentu utamanya lebih memudahkan, karena pengguna dan programmer dapat memberikan instruksi dengan kata-kata.
Setelah dirilisnya komputer generasi kedua, bahasa pemrograman tingkat tinggi juga sedang dikembangkan pada saat itu; seperti halnya Common Business-Oriented Language (CBOL) dan Formula Translator (FORTRAN). Perubahan bahasa pemrograman tersebut ternyata memberikan dampak yang efektif untuk komputer sekaligus memberikan manfaat komputasi yang lebih cepat dan akurat.

3. Komputer Generasi Ketiga (1965-1971) Sirkuit Terintegrasi

Komputer generasi ketiga ini sudah tidak lagi menggunakan transistor apalagi tabung vakum, melainkan telah beralih menggunakan teknologi Integrated Circuit (ICs). Meskipun demikian, komponen transistor tidak serta merta ditinggalkan begitu saja tapi masih dipakai untuk membantu kinerja komputer generasi ketiga ini. Dan yang pasti, transistornya sendiri tidak lagi berukuran besar, namun sudah diminiaturkan dan diletakan pada IC. Satu buah IC itu terdiri dari beberapa transistor, resistor, dan kapasitor.
Teknologi IC yang dipakai pada komputer generasi ketiga dinilai lebih memberikan peningkatan yang signifikan terhadap kecepatan sekaligus efisiensi dari sebuah komputer. Komputer pada generasi ini terlihat jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan komputer pada generasi-generasi sebelumnya. Sekaligus temuan ini menjadi komputer pertama yang menggunakan keyboard dan monitor dengan interface sistem operasi. Perlu diketahui bahwa komputer-komputer generasi sebelumnya tidak menggunakan keyboard sebagai sarana penginputannya, melainkan menggunakan kartu berlubang dan pita kertas, yang artinya teknologi pada saat itu tentu jauh tertinggal jika dibandingkan pada saat terciptanya komputer generasi ketiga. Selain ukurannya yang lebih kecil, komputer ini juga dihargai relatif murah dan masih dapat dijangkau oleh masyarakat pada umumnya.

4. Komputer Generasi Keempat (1971 – Sekarang) Microprosesor

Yang terlahir pada generasi keempat adalah komputer berjenis microprosesor yang bahkan masih digunakan hingga sekarang dan yang masih kita lihat pada umumnya. Microprosesor sendiri menggabungkan beberapa komponen menjadi satu dalam chip yang kecil. Chip tersebut terdiri dari ribuan transistor dan elemen sirkuit lainnya yang dihubungkan menjadi satu. Artinya secara otomatis hal itu juga membuat sebuah komputer berukuran lebih kecil.
Perkembangan komputer generasi keempat ini dibuat dan dicetuskan oleh Intel, salah satu perusahaan teknologi yang menciptakan chip Intel 4004 yang kemudian menjadi cikal bakal komponen inti dari perangkat komputer. Sedangkan yang menciptakan komputer modern untuk pertama kali adalah dari perusahaan IBM yang didesain khusus untuk penggunaan rumahan. Lalu menyusul Apple dengan komputer Macinthos-nya pada tahun 1984.
Perkembangan teknologi komputer yang dirasa sangat cepat itu secara tidak langsung melahirkan ide untuk menciptakan sebuah jaringan komputer, yang mana kemudian mengarah pada kelahiran internet. Selain itu, komputer generasi keempat sendiri juga sudah mulai menggunakan mouse, dan diciptakannya Graphical User Interface (GUI), dan kemajuan-kemajuan lainnya. Itu membuktikan bahwa semakin majunya teknologi, maka semakin mudah juga pekerjaan manusia. Komputer generasi keempat adalah salah satu contoh perkembangan teknologi menuju kearah yang lebih praktis dan lebih efisien untuk aktivitas manusia tentunya. Inovasi selanjutnya hasil dari perkembangan komputer generasi keempat yakni menghasilkan komputer portabel yang bisa dibawa kemana pun dan dapat dioperasikan kapan pun atau yang biasa disebut laptop.